Gempol, suarasantri.id – Gema takbir berkumandang dihari kemenangan umat islam, setelah satu bulan penuh melakukan ritual pencapaian ridho ilahi dan pensucian diri. Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan ampunan bagi umat Islam. Itulah mengapa datangnya bulan Ramadhan selalu disambut dengan antusias oleh seluruh umat Muslim di dunia, termasuk di Indonesia. Banyak amalan-amalan yang dapat dilakukan seorang Muslim pada bulan Ramadhan. Pastinya akan sangat merugi, seorang Muslim yang tidak memperbanyak amalan di bulan Ramadhan.
Ditengah kesibukan redaksi dalam beraktifitas, tiba tiba HP berbunyi dan muncul pesan ”Assallamualaikum wr wb berita duka telah meninggal dunia Ferdi mantunya Bpk Sakum, untuk konsumsi tahlil dimulai besok dari blok timur nggeh”, penasaran dengan makna berita itu kami mencoba untuk terus mengikuti aktifitas dalam group yang ternyata Group WA merupakan Group RT 01 pengirim pesan tersebut adalah Khusnul warga Dusun Ngelawang RT.01 RW.01 Desa Watukosek Kecamatan Gempol. Disampaikan bahwa setiap ada warga yang mendapat kesusahan atau musibah, kami selaku warga atau tetangga terdekat akan bersama-sama untuk turut serta membantu tanpa memandang kasta atau kondisi sosial, kami mencoba untuk menumbuhkan kembali kegotong royongan antar warga dalam setiap peristiwa, terang Khusnul.
“Adapun isi pesan yang kami sampaikan dalam group adalah memberitahukan kepada semua warga RT.01 Dusun Ngelawang Desa Watukosek bahwa keluarga Bapak Sakum sedang berduka dengan meninggalnya menantu yang bernama Ferdi, sebagaimana kebiasaan yang kami lakukan yaitu membantu konsumsi selama masa berkabung dalam mengiringi do’a perjalanan almarhum yang telah berpulang kesisi sang Pencipta”. Tutupnya. Peristiwa ini terjadi pada Sabtu, 30 April 2022.
Ternyata tidak hanya gotong royong dalam hal membantu keluarga yang terkena musibah saja yang tumbuh di era digitalisasi ini, tradisi selamatan menyongsong Ramadhan dan Idul Fitri juga sudah dilakukan bersama-sama dengan berkumpul di Musholah dengan membawa konsumsi dibatasi dengan hanya membawa satu atau dua bawaan yang dikemas rapi, yang sebelumnya dilakukan setiap rumah dengan mengundang sepuluh hingga dua belas orang per kelompok. Sehingga makanan berlimpah bahkan tidak termakan.
Sekilas peristiwa sederhana yang terjadi ditengah masyarakat yang layak untuk dikabarkan ditengah maraknya orang berfokus pada segala macam aplikasi social media, semoga sekelumit catatan peristiwa ini dapat mengingatkan kita untuk selalu berbuat baik sepanjang perjalanan hidup bermasyarakat.(as)