Pasuruan, Suarasantri.id
Ada pepatah mengatakan membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca, apa pun jenis bacaannya entah buku, novel, berita atau apa pun akan menambah manfaat dalam diri seseorang. Membaca juga membuat kita bisa mengerti apa yang selama ini tak bisa dipahami.
Catatan (3 Juni 2022) Mimin menjumpai anak yang sudah sekolah SMP namun tidak bisa membaca yang membuat Mimin salut dengan anak ini bisa mengikuti proses belajar mengajar di SMP N favorit di Kabupaten Pasuruan, lebih jauh Mimin menelusuri dan mendapat keluh kesah namun selalu berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa tak lain adalah sosok seorang yang berprofesi sebagai Guru.
“Kami heran anak didik kami di tingkat SMP ini ada yang belum bisa membaca, yang kemudian kami memberikan pelajaran privat kepada anak tersebut agar segera bisa membaca, kalau tidak bisa membaca bagaimana anak didik kami bisa memahami apa yang disampaikan dalam mata pelajaran” begitu ungkapan Sang Guru.
Perlu diketahui bahwa anak usia dini sudah dikenalkan huruf untuk kemudian memudahkan proses selanjutnya yaitu baca tulis, dalam menempuh pendidikan di SD seyogianya anak mengikuti tahapan kelas yaitu kelas 1 sampai dengan kelas 6, sangat mustahil kurun waktu 6 tahun tidak terlacak bahwa anak ini tidak bisa membaca (pendidik kecolongan).
Ada banyak faktor penyebab anak tidak bisa membaca, dalam hal ini Mimin akan mengulas secara normatif, bahwa Kurangnya perhatian Guru ditingkat Sekolah Dasar (SD) mengakibatkan anak tidak bisa membaca sampai kemudian dapat diterima masuk di SMP N yang tentunya syarat nilai prestasi di dalam rapor menjadikan anak ini bisa lulus kelas 6.
Masalah ini telah terkonfirmasi kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan. Sebelum mengawali memberikan tanggapan ucapan terima kasih disampaikan oleh Hasbullah “Nggih hampir sekolah sudah kami wejang terkait Merdeka sekolah, Merdeka mengajar, Merdeka belajar berbasis fitrah kembalikan anak kepada fitrah, potensi dan kemampuannya, mohon masukan dan saran demi kebaikan bersama amin” tuturnya.
Memang tidak mudah memangku profesi guru, guru sebagai pengelola pendidikan sekaligus mengajar dan mendidik hal ini tercermin dalam manajemen berbasis sekolah. Namun demikian rasanya sangat ganjil kalau di jumpai anak pada jenjang pendidikan SMP tidak bisa membaca, hal ini hendaknya menjadi koreksi dalam sistem belajar mengajar di tingkat SD. Mimin mengapresiasi kepada seluruh jajaran SMPN yang ditemui berdialog dengan Mimin pada hari Jumat 3 Juni 2022.
Sengaja penulisan berita disajikan demikian, tidak menyebutkan lembaga, nama anak, dan para dewan guru yang bersangkutan hal ini dilakukan sekedar menjadi masukan dan motivasi dunia pendidikan untuk selalu mengedepankan cita-cita Mencerdaskan Kehidupan Bangsa.
Ditulis oleh :
Anjar Supriyanto, SH.
Ketua Umum LSM GP3H