Meski Tak Dihadiri Aparatur Negara, Antusiasme Jamaah dalam Acara Buk Gebluk di Rembang Tetap Tinggi

waktu baca 2 menit
Jumat, 9 Mei 2025 13:45 0 5 Agus Hermawan

Ribuan jamaah Bluk Gebluk se Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan memadati halaman Pesantren Roudlotul Hamdi Rembang Pasuruan, pada Kamis (08/05/2025).

Kehadiran jamaah tersebut dalam rangka silaturrahmi dan sekaligus pembukaan kegiatan rutin Buk Gebluk.

Dketahui, Bluk Gebluk merupakan tradisi unik yang berasal dari kecamatan Rembang kabupaten Pasuruan. Dimana dalam tradisi ini berisi lantunan lagu atau syiiran yang berisi tuntunan ajaran Islam.

Lantunan lagu berbahasa Madura dan diiringi dengan bunyi tepuk bantal dan tepuk tangan dimainkan oleh tim sebanyak 20 orang. Tepuk bantal inilah yang menghasilkan bunyi “bluk-bluk” sehingga dikenal dengan nama Seni Bluk Gebluk.

Seni tradisional ini dikembangkan oleh ulama besar asal Rembang Almaghfurllah KH. Abdurrosyid dan K.H. Zainal Abidin.

Di lokasi kegajatan, tampak jamaah yang ikut hadir dari berbagai pelosok Desa. Diantaranya, jamaah dari Desa Krengi, Desa Kedung Banteng, Desa Orobulu dan dari Desa desa lainnya.

Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri para pengasuh pengasuh majlis taklim atau kiai kiai kampung yang berada di Kecamatan Rembang.

Namun sayangnya, acara seremonial itu tidak ada satu pun pejabat dari pemerintahan yang telah diundang sebelumnya. Baik itu pemerintah desa, kecamatan maupun dari kabupaten.

Kendati demikian, antusiasme jamaah untuk mengikuti acara tersebut tetap tinggi. Mengingat sudah hampir 3 bulan kegiatan tersebut libur dikarenakan musim penghujan dan menghadapi bulan Ramadhan.

Gus Zainul Arifin S.Pd selaku Ketua Lesbumi mengatakan, acara ini sengaja digelar untuk mempererat silaturrahmi dan halal bihalal antar jamiyah serta dalam upaya pelestarian budaya Buk Gebluk yang usianya sudah lebih 100 tahun.

“Dengan sering diadakannya kegiatan kegiatan seperti ini, masyarakat tambah semangat dalam melestarikan budaya lokal asli gebluki,” imbuhnya.

Masih kata Gus Zainul, harapan saya mari kita bersama bersinergi dalam melestarikan budaya asli pasuruan ini, terutama peranan pemerintah, entah dari Pemerintahan Desa, Kecamatan maupun Pemkab Pasuruan,” pungkasnya. (qomar)

LAINNYA